- Tiga Sejarah Penting Internasionalisasi Muhammadiyah Bidang Pendidikan Tahun 2021
- Cara Repsol Honda Jaga Kepercayaan Diri Marquez
- Seremoni Pagi, SD Muri Umumkan Filantropis Cilik Terbaik
- Meski Akui Sudah Sulit Menang, Rossi Belum Mau Menyerah
- Peta Wisata Bandung, Mulai dari Lembang - Ciwidey
- Alasan Taman Bunga Ditutup Bikin Geleng Kepala
- Ini 3 Fakta Tentang Hari Raya Umat Islam Sedunia
- Mandi Wajib Menurut Islam Laki-Laki dan Perempuan
- Gaung Suara RI dalam Konf. Islam Internasional
- Crutchlow Finis di Posisi 19 MotoGP Amerika
Tidak Cukup Lewat Undang-Undang, Dukungan Terhadap Kelompok Difabel Harus Multi Aspek
MUHAMMADIYAH.ID, JAKARTA – Dukungan terhadap masyarakat kelompok difabel tidak cukup melalui kegiatan seremonial saja. Selain lewat perangkat kebijakan, dukungan terhadap mereka juga perlu diwujudkan melalui lingkungan yang mendukung.
Dalam siaran Kolak TVMU, Rabu (5/1) Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti memandang dukungan itu bisa diwujudkan melalui sarana umum yang ramah difabel, pandangan masyarakat yang tidak bernada merundung penderita difabel, hingga penyediaan sekolah inklusif.
“Bagaimana pendidikan inklusif ini dikembangkan. Pertama harus ada guru pendamping untuk murid berkebutuhan khusus. Tidak mudah karena kita sangat kekurangan guru-guru yang punya kompetensi untuk mendampingi murid-murid itu,” ungkap Mu’ti.
Baca Lainnya :
- Fatima Nabil, Presenter TV Berjilbab Pertama di Mesir0
- Tiga Prinsip Muhammadiyah Hadapi Covid-191
- Literasi Kepanduan Menuju Hizbul Wathan UMS Elaboratif dan Inspiratif0
- Bos Amazon Temukan Mesin Apollo 11 tercanggih di dunia0
- Pesan Ketua Umum PP ‘Aisyiyah untuk Direksi Baru Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah0
Idealnya, sekolah inklusif menurutnya memiliki 5-6 guru yang memiliki kompetensi mengajar terhadap kelompok difabel sehingga proses pendidikan dan pembauran sosial akan berlangsung lebih mudah.
Selain guru khusus, kurikulum pendidikan menurutnya juga perlu dibuat berbeda bagi kelompok difabel. Di samping itu, sarana dan prasarana pendidikan juga dianggap perlu dirancang lebih ramah terhadap mereka.
